Tilang

Mencoba motor baru dijalan lurus dan mulus, paling enak kalo ngebut, klo orang bilang "ngerayen".
Jalan terhampar panjang seperti tiada ujung, kendaraan saling berkejaran. "Kira-kira bisa "lari" berapa nih motor?" pikirku. Kebetulan ada sekelompok pelajar yang masih imut, menyemut memenuhi jalan yang kulalui. Rata-rata kecepatannya melebihi pengendara yang lain. "Boleh juga nih, buat ngadu!".

Jalan beriringan seperti yang "empunya" jalan saja, kami saling susul-menyusul. Tibalah kami di daerah yang "angker"; "Harus lebih waspada neh !!". Benar saja, tak sampai 50 meter melalui tempat "keramat"; terdengarlah sirine "penunggu" jalan. Seperti layaknya mangsa dan predator, kami langsung "tancap gas" bak kesetanan,tak beraturan lagi, full throttle mode on alias ngacir abizzz.

"Priiiitt, minggir ga lo !!!" perintahnya, "Dah deh jangan macem-macem, ni baru gigi 2"; "Mau gigi-low gw jadiin 3". Dengan terpaksa, melihat tunggangan sang "penunggu" yang jauh lebih "keker", aqupun nyerah. Tanpa basa-basi, sang "penunggu" memberi surat Tilang.

Merasa bukan cuma aqu saja yang "ngebut"; aqu pun protes "Mbah, koq cuman aqu sih yang di Tilang? Kan yang lain juga pada ngebut!"
Dengan enteng dia menjawab "Kamu pernah mancing? berapa ikan yang bisa kamu kail sekali tarik?"

0 comments:

Post a Comment